Study Tour to Bandung

Hari ini di sekolah, aku mendapat selebaran jadwal untuk study tour ke Bandung. Melihat jadwal tersebut, rasanya aku ingin sekali berangkat kesana. Tetapi sayangnya, kedua orang tuaku tidak mengizinkannya. Melihat teman-teman yang asyik memngobrol tentang study tour ke Bandung, rasanya keinginanku ingin pergi pun semakin kuat. Kulihat dan kuhampiri kedua temanku, Alya dan Dara yang juga tidak diizinkan. Kuceritakan keinginanku untuk pergi. Ternyata mereka pun sama sepertiku, mereka sangat ingin berangkat kesana.
Sepulang sekolah, kuberi selebaran itu pada ibu. Saat ibu membacanya, di dalam hatiku aku memohon agar aku dizinkan berangkat bersama teman-teman. Tetapi tetap saja ibu tidak mengizinkan. Dengan wajah memelas, aku memohon-mohon di depan ibu. Kulihat wajah ibu, tampaknya ibu mulai kasihan padaku. Aku terus berusaha sambi terus memasang wajah memelas. Akhirnya ibu memberi jawaban yang gantung padaku. Ibu bilang, ”ibu akan mempertimbangkan kembali dengan ayah “. Kubilang, “Jangan lama-lama ya bu, besok pembayaran terakhir “.
Malamnya, saat aku sedang mengerjakan tugas yang selalu mengikutiku, ibu berbicara padaku. Kutanyakan tentang study tour ke Bandung. Horee !! Akhirnya ku diizinkan. Saat itu aku senang sekali. Kuharap Alya dan Dara juga diizinkan.
Esoknya di sekolah aku langsung memberitahu Alya dan Dara bahwa aku diizinkan. Aku senang Alya pun diizinkan. Tapi sayangnya Dara tidak. Aku dan Alya merasa tidak enak padanya. Aku merasa kasihan padanya. Tetapi aku dan Alya tidak bisa membatalkan untuk ikut ke Bandung, karena kami pun sangat ingin berangkat. Saat aku dan Alya membayar uang study tour, kami merasa bersalah pada Dara. Tetapi aku pun perasa ada yang janggal pada sikapnya. Hari itu sepulang sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku, Dara, dan temanku Lala harus pergi ke tempat kursus. Saat jam kursus aku hampir saja berkata pada Dara tentang berangkat ke Bandung. Untungnya aku ingat kalau Dara tidak ikut. Aku sangat takut bila aku menyinggungnya. Saat jam kursusku selesai, aku pulang bersama Dara. Aku bertanya kembali pada Dara untuk memastikan apa Dara benar-benar ikut atau tidak. Ternyata Dara hanya berpura-pura tidak ikut. Diam-diam dia membayar uang pembayaran untuk study tour. Aku sangat lega sekali mendengarnya.
Setibanya di rumah aku langsung menyiapkan barang-barang ku. Ibu pun sudah membeli makanan untuk perbekalanku disana.  Nanti malam, aku akan berangkat sekitar pukul 11.00 WIB. Sebelum berangkat aku pun beristirahat dulu di kamar. Sekitar jam 10.00 malam aku mandi. Tak terasa watu sudah menunjukkan pukul 11.00 malam. Aku pun diantar oleh ayah untuk pergi ke sekolah. Di sekolah, kulihat teman-temanku sudah datang. Sebelum berangkat, aku dan teman-teman harus mengikuti pelepasan dari bapak kepala sekolah. Tak lama kemudian, kami pun berngkat menggunakan mobil bus. Aku duduk bersama temanku, Fadiah dan Refina. Awalnya, kami terus mengobrol. Tapi, saat hari sudah agak larut, kami tak kuasa untuk menahan rasa kantuk kami. Aku pun tertidur pulas. Saat kulihat ternyata teman-temanku pun sudah tertidur. Kulihat Refina dan Fadiah pun sudah tertidur. Kulihat Fadiah yang tidurnya kurang pulas, ekspresinya lucu sekali. Melihatnya geli sekali, sampai-sampai aku tertawa sendiri. Lain lagi dengan Refina, saking pulasnya ekspersi wajahnya sangat lucu.

Jarak dari tempat tinggalku, Kuningan sampai Bandung memang jauh. Kami membutuhkan waktu empat sampai lima jam perjalanan. Tapi, karena tertidur, perjalanan yang begitu panjang pun terasa singkat. Di perjalanan kami beristirahat di rumah makan padang Simpang Raya. Disana kami dipersilahkan untuk mandi, beribadah, dan sarapan pagi. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Raya Bandung. Menurutku masjid itu sangat tidak ter-urus. Cat nya hampir luntur. Halaman nya kotor. Disana aku merasa tidak betah sekali. Sebenarnya tujuan kami adalah pergi ke Gedung Asia Afrika. Tetapi karena gedung tersebut belum dibuka, jadi untuk sementara  kami menikmati kota Bandung di masjid ini. Disana aku melihat bangunan yang bentuknya aneh, dan aku tidak tahu fungsi bangunan itu. Tetapi menurutku, bangunan nya cukup unik. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami pun menuju ke Gedung Asia Afrika. Untuk pertama kalinya aku memasuki gedung tersebut. Karena, setiap kali aku berkunjung ke Kota Bandung, aku hanya melewati gedung tersebut. Aku sangat senang sekali. Disana aku memasuki sebuah ruangan yang sangat luas. Ternyata gedung itu adalah gedung dimana pada waktu itu dijadikan tempat pertemuan saat diadakannya Konferensi Asia Afrika. Kami pun diberi penjelasan oleh pemandu Gedung KAA ( Konferensi Asia Afrika ). Seusai penjelasan tersebut, ternyata kakak ibuku yang biasa kupanggil ua Ina datang menjemputku. Selanjutnya kami diajak untuk menonton sejarah tentang KAA. Jujur saja, pada saat itu mataku terasa berat sekali. Tak kuasa aku menahan rasa kantukku. Kemudian kami pun dipersilahkan untuk menikmati Gedung KAA dengan berfoto bersama.


Tak lama kemudian tibalah saat nya kami untuk melanjutkan perjalanan. Ua Ina pun harus pulang ke rumahnya. Tapi sebelumnya Ua menitipkan ku dua loyang kue brownis untuk ibuku. Waw ! Lezzaattt... Kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat teropong Bintang, Bosca. Jarak antara gedung KAA dengan Bosca memang sangat jauh. Setelah kami sampai di Bosca, aku agak bingung. Dimana Bosca ? Kok tidak ada bangunannya ? Ternyata itu baru di tempat parkir. Untuk menuju Bosca kami harus berjalan lagi. Jalannya memang jauh, tetapi kami puas karena kami bisa menambah pengetahuan kami, khususnya pada pelajaran astronomi. Disana kami beristirahat, kami pun dipersilahkan untuk beribadah dan makan siang. Tidak lama kemudian, saatnya kami untuk memasuki gedung teropong bintang. Gedungnya memang terlihat kecil. Tetapi ternyata, gedung itu dipakai hanya untuk meletakkan satu teropong bintang yang super besar. Disana kami diberi penjelasan tentang teropong bintang tersebut. Ternyata teropong bintang tersebut dibangun sekitar 5 tahun. Dan beratnya sekitar 17 ton, berat sekali ya !

















Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke gunung tangkuban perahu. Kabut disana sangat tebal, sehingga kami tidak dapat melihat ke kawah. Selain kabutnya tebal, cuacanya pun sangat dingin dan hunjan rintik-rintik. Menurutku, perjalanan ke Tangkuban Perahu ini tidak asyik. Aku tidak bisa menikmatinya. Malamnya kami pergi ke Ciwalk. Disana kami dipersilakan untuk makan malam, dan selanjutnya kami dipersilakan untuk membeli oleh-oleh. Rasanya senang sekali !! Tapi rasanya waktu berjan sangat cepat. Sehingga tiba saat nya kami harus pulang ke Kuningan. Belum puas rasanya aku bermain disana. Tapi, ya sudahlah ! Kapan-kapan aku juga pasti akan ke Bandung lagi bersama keluarga. Sampai jumpa lagi Kota Bandung !  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar